Senin, 13 April 2015

CERITA ANAK UNTUK FLS2N

KUCING DAN RAJA

Pada zaman dahulu kala ada sebuah kerajaan, Rajanya bernama Raden Lingga. Raja itu dikenal sebagai seorang raja yang sangat menyukai binatang, sehingga di istana banyak binatang peliharaan seperti kucing, kelinci, burung, marmut, dan pelanduk. Tetapi si raja lebih sayang kepada kucing daripada binatang lain.
Di desa yang jauh terpencil dari wilayah kerajaan, tersebutlah ada 2 orang suami isteri yang bekerja sebagai petani.
Pada suatu hari, suami petani itu menemukan seekor anak kucing yang bagus tubuh dan warna bulunya. Mungkin anak kucing itu terpisah dari induknya. Petani itu merasa kasihan kepada kucing itu. Maka kucing itupun dibawanya pulang kepondokannya. Kucing tadi dipeliharanya dengan baik sampai menjadi besar dan sehat serta memiliki warna bulu yang berkilat. Merekapun sangat senang kepada kucing tersebut.
Pada suatu hari, kedua suami isteri tadi terkejut, karena kucing yang mereka pelihara dapat berbicara seperti layaknya manusia. “hai, hai, aku adalah kucing yang bahagia, kucing yang cantik, dipelihara oleh petani yang baik”.
Akhirnya kabar mengenai kucing yang mampu berbicara itupun sampai ke telinga sang raja. Maka raja pun mengutus beberapa orang prajurit untuk menjemput ke dua suami isteri petani tersebut beserta kucingnya ke istana kerajaan.
Ke dua suami isteri itupun berangkat menuju istana dengan dipenuhi perasaan bahagia, senang bercampur takut.
Sesampainya di istana, rajapun menyambut mereka
Hahaha.... selamat datang di istanaku....
Hahahaha, selamat datang .........
dan raja pun meminta kucing tersebut untuk berbicara.
Hai pak tua, apa benar itu kucingmu?
“Benar, raja”, sahut petani.
Aku dengar ia dapat berbicara seperti halnya manusia, apa benar berita itu? Kata raja.
Benar, raja, sahut petani.
Sekarang, perintahkan kucingmu untuk berbicara, aku ingin mendengarnya. kata raja.
Ia raja. Kata petani. Maka petani pun menyuruh kucingnya untuk berbicara.
Kucing pun berbicara:
Salam raja yang mulia. Sembah sujud hamba pada paduka raja. Perkenalkan diriku raja, aku kucing yang cantik.
Setelah mendengar suara kucing itu. Seluruh istana pun kagum, takjub dan gempar.
Akhirnya raja pun meminta kedua suami isteri beserta kucing tersebut untuk tinggal di istana.
Wahai, petani, maukah kamu tinggal di istana bersamaku?
Kedua suami isteri itu pun menyambutnya dengan senang hati, maka mulai saat itu, merekapun tinggal di istana.
Raja Raden Lingga pun sangat senang dan sangat sayang kepada kucing tersebut. Sayangnya pun sangat berlebihan. Setiap malam Raja selalu tidur bersama dengan kucing tersebut. Hal inipun membuat permaisuri menjadi tidak senang dan cemburu.
“Dasar raja bodoh, dia lebih sayang kepada kucing itu dari pada diriku.”
Apa hebatnya kucing itu? Dia cuma bisa ngomong saja.
Maka muncullah niat jahat di benak permaisuri:
“tunggu saja kucing, kalau nanti raja tidak ada di istana, aku akan membuang kamu, tunggu saja,..... tunggu saja .................... hahahaha....
Saat itu kucing yang mampu berbicara itu telah bunting hasil perkawinannya dengan kucing lain yang ada diistana, raja pun semakin senang dan semaking sayang kepada kucing tersebut.
Namun, permaisuri masih menahan niat jahatnya, hingga suatu saat, raja bersama beberapa orang prajuritnya pergi  berburu ke hutan untuk beberapa hari.
Nah, inilah saat yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga......... hahaha..... kata permaisuri
Saat itu, kucing sedang melahirkan di kamar sang raja tanpa disaksikan oleh sang raja. Dan lebih ajaib lagi yang dilahirkan kucing tersebut adalah anak manusia bukan anak kucing. 6 orang bayi laki-laki dan 1 orang bayi perempuan.
Permaisuri pun semakin marah dan berfikir bahwa kalau ke tujuh bayi tersebut menjadi besar, apalagi bayi perempuan yang cantik  itu maka tentunya akan menjadi saingan baginya. Maka, permaisuri memasukkan ke tujuh anak kucing tersebut ke dalam karung dan menghanyutkannya ke sungai. Sedangkan induknya tidak dibuang tapi lehernya diikat di batang pohon di tepi hutan kariwaya.
Ke tujuh anak kucing tadi akhirnya hanyut di bawa air sungai dan ditemukan oleh kedua suami isteri Raksasa yang saat itu juga tidak mempunyai anak. Mereka pun membesarkannya hingga ketujuh saudara tadi menjadi dewasa, seiring umur mereka, mereka pun menyadari akan perbedaan mereka dengan para raksasa yang berada di daerah itu. Ke tujuh anak kucing tadi pun menyadari bahwa mereka pasti bukan berasal dari daerah raksasa tersebut dan mereka menyadari betapa bahayanya berada di lingkungan raksasa. Maka mereka pun melakukan rencana untuk melarikan diri. Merekapun membangun sebuah rakit tanpa sepengetahuan kedua raksasa tersebut. Dan saat subuh hari, ketika kedua raksasa sedang tidur pulang, ketujuh orang saudara itu pun melarikan diri melalui sungai dengan menggunakan rakit yang telah mereka buat.
Setelah beberapa lama, rakit pun sampai di dermaga tepat di belakang istana kerajaan raja raden lingga. Para prajurit pun menangkap ke tujuh orang saudara itu dan melaporkannya kepada raja.
Kemudian ketujuh saudara itu dibawa menghadap raja, raja pun bertanya kepada mereka tentang dari mana asal mereka.
Hai kalian, dari mana kalian berasal?
Merekapun menjawab:
Kami berasal dari pulau raksasa, kami melarikan diri karena takut akan dibinasakan oleh para raksasa.
Raja pun bertanya lagi: Dimana orang tua kalian:
Kami tidak tahu dan tidak punyak bapak dan ibu sejak kecil. Kami hanya tahu bahwa raksasa telah memelihara mereka dari kecil. Jawab mereka.
Baiklah, kalau begitu, kalian kujadikan menjadi anak angkatku. Kata raja.
Maka sejak saat itu ketujuh saudara itupun tinggal di istana. Dan pada suatu malam, saudari mereka  yang perempuan bermimpi bertemu dengan ibu mereka, dan ibunya berkata:
Hai anakku, aku adalah ibumu, sekarang aku berada di tepi hutan kariwaya, dan sedang kehausan dan sakit, dan leherku diikat pada sebatang pohon.
Setelah bangun dari tidurnya, dia pun menceritakan mimpinya kepada saudaranya. Maka merekapun berangkat ke tepi hutan kariwaya untuk membuktikan kebenaran mimpi tersebut.
Setelan sampai di tepi hutan, mereka pun terkejut, karena yang mereka temukan hanyalah seekor kucing betina yang terikat pada sebatang pohon. Karena kasihan, maka kucing itupun dibawa ke istana. Setelah sampai di istana, raja pun menyuruh pembantunya untuk memandikan dan memberi makan kucing tersebut. Selang beberapa hari, kucing pun sehat kembali. Dan pada suatu malam, saudari yang paling kecil pun bermimpi lagi bertemu ibunya, dan ibunya berkata:
Hai anakku, hendaklah engkau memandikan kucing itu dengan air bunga 7 macam, dan selimuti dia dengan kain berwarna kuning serta berilah kain sarung sarigading.
Setelah bangun dari mimpinya, maka segeralah mereka memandikan dan melakukan apa yang ibunya suruh di dalam mimpi.
Segera setelah selesai dimandikan, maka kucing itupun berubah menjadi wanita yang cantik. Dan wanita itupun berkata bahwa dia adalah ibu mereka. Dan berkata bahwa ayah mereka adalah raja raden lingga. Maka setelah itu, mereka pun hidup bahagia di dalam kerajaan. Rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.
Demikianlah ceritanya dan intisari yang dapat diambil adalah kita sebagai manusia tidak boleh iri maupun benci kepada orang lain dan makhluk lain. Karena kebencian hanya akan merugikan diri kita, namun akan mendatangkan manfaat bagi orang yang kita benci.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Deep breathing

Do you know what is the usage of taking deep breathing? it is for healing your heart. sometime you cannot talk sometime you cannot cry somet...